Sabtu, 23 April 2011

TUGAS 2 BAHASA INGGRIS BISNIS 2


Soal

PART I

1. 'Tell me why you're interested in learning this subject?'
    'Economics ... to explain the phenomena in Business World.'
    Answer : B. Tries
2. 'What's on the news today?'
    'The policeman ... caaaught the criminal.'
    Answer : B. Has
3. 'After travelling across the country, I think Toronto ... the busiest city in Canada.'
    answer : C. is
4. 'You should sleep early tonight because we start our journey tomorrow and five hundred miles ... a long
    distance to drive in one day.'
    Answer : D. are
5.'After the incident at the border yesterday, the army has reinforced ... strength this morning.'
    Answer : D. their
6. 'Children, tell me the functions of these tools!'
    'Scissors ... to cut thin materials.'
    Answer : C. are used
7. 'According to the recipe, I need seven ... to make this chicken pie.'
    Answer : C. potatoes
8. 'There are a lot of disasters in Indonesia these days.'
    'Yes. And now, the earthquake and tsunami phenomena always ... a lot of people.'
    Answer : A. fascinate
9. Which of these sentences is correct?
    Answer : D. The car made a loud noise.
10. Jim : CaiI use that car?
      Mark : No. It's ... car.
      Answer : C. my mother - in - law's
11. 'The old man's house is old.'
      'Yes. One of ... windows is broken.'
      Answer : its
12. 'Where we will sleep tonight?'
      'Ann is going to share her room with ..., isn't she?'
      Answer : A. you and me
13. 'What's said in the memo?'
      'You and ... are expected to be present at the student representative meeting.'
      Answer : A. I
14. 'The students must be made to understand how each lesson can be value to ...'
      'I absolutely agree wtih you.'
      Answer : C. them
15. 'How does Jarohi play guitar?'
      'As well as ... do.'
      Answer : A. I
16. 'Anything happens to you, don't forget that ... mother and father love you.'
      Answer : B. your
17. 'Vito and I have a lot in common.'
      'Yes, your ideas, ... somewhat unusual to me.'
      Answer : B. like him, is
18. 'Is that your book?'
      'This doesn't look like ... book; it must be ....'
      Answer : A. my / yours
19. 'What's the decision?'
      'I don't know yet. The committee are still arguing among ..."
      Answer : E. themselves
20. Mother : What are doing?
      Children : Chatting.
      Mother : What! You waste your time. You get ... from that.
      Answer : D. nothing
21. 'Does ... know where my glasses?'
      'You're wearing them. Why you're always so forgetful?'
      Answer : E. anybody
22. ' ... of the bread has been taken from its box.'
      ' No one likes it.'
     Answer : A. some
23. 'Who wants to go with me to the orchestra?'
      ' .... of us want to go to the orchestra.
      Answer : D. All
24. A : Look at the picture on the wall!
      B : .... is a beautiful picture.
      Answer : D. That
25. 'Who is the man talking to you last night?'
      'The man ... I talked t last night was my brother.'
      Answer : A. whom


PART II

1. ' ... his own assignments, Sony offered to help his friends.'
    Answer : C. Having finished
2. ' ... the money, Tarwan left for his home town.'
    Answer : A. Having received
3. 'We always avoid ... to the mall on Sunday because it's too crowded.'
    Answer : D. going
4. 'What was he interested in?'
    ' ... paleontology.'
    Answer : B. Learing
5. 'These floors always look dirty in spite of ... every day.'
    Answer : D. being swept
6. Bob : 'I'm going out tonight.'
    John : 'Would you mind ... the key to the house?'
    Answer : E. leaving
7. 'Doel Fajri completely denied ... the money.'
    Answer : B. stealing
8. 'What's your hobby?'
    ' ... stamps.'
    Answer : C. Collecting
9. 'Can Rosa accept her parent's divorce?'
    'No. She isn't mature enough ...'
    Answer : B. to understand
10. 'I wonder where Dadang is.'
      'Don't you know the committee forced him ...?'
      Answer : C. to resign
11. 'The poor woman can't afford ... a dress.'
      Answer : D. to buy
12. 'I smell something ... in the kitchen.'
      Answer : D. burning
13. 'I had to ask the soldier ... '
      Answer : B. to stop fairing
14. 'What did the teacher tell us?'
      'He told us ... noisy.'
      Answer : D. Not to be
15. 'Do you object to ... on the table.'
      'Yes. You sit on the cake.'
     Answer : B. my sitting
16. Rudy : 'What are you looking forward?'
      Toni : ' ... my old friends.'
      Answer : A. To seeing
17. 'When you go camping, don't forget to bring ... bags.'
      Answer : B. sleeping
18. 'The smiling boy clapped his hands.'
      It means :
      Answer : D. The boy with a smile on his face clapped his hands.
19. 'I am bored the show is very ..."
      Answer : E. boring
20. 'We thought of ... across France. We're rather tired of ... by train.'
      Answer : D. driving / going
21. 'When at last I succeeded in ... him that I wanted ... home quickly, he put his foot on the accelerator and I
      felt the car ... forward.'
      Answer : E. convincing / to get / leaping
22. X : 'Bob smoked when he was in College, Does he now?'
      Y : 'Yes.'
      From the dialog we know that ...
      Answer : B. Bob used to smoking.
23. 'I always ... the sun ... every morning.'
      Answer : C. watching / rises
24. 'I don't know where ... in this holiday.'
      Answer : B. to go
25. 'The car is always hard to start.'
      'I think it needs ... '
      Answer : E. to be repaired

Sabtu, 19 Maret 2011

Tugas 1 Bahasa Inggris Bisnis 2

Exercise 1 : Subject, Verb, Complement and Modifier

1. George  is cooking      dinner          tonight
    Subject   Vphrase  Complement Modifier of time
2. Henry and Mercia have visited   the president
           Subject             Vphrase     Complement
3.    We       can       eat          lunch          in the restaurant          today
    Subject  Modal  Verb   Complement   Modifier of place   Modifier of time
4.     Pat    should have bought     gasoline          yesterday
    Subject          Vphrase        Complement   Modifier of time
5.    Trees    grow
     Subject   Verb
6.    It      was raining  at seven o'clock this morning
    Subject  Vphrase            Modifier of time
7.    She    opened a checking account    at the bank            last week
    Subject   Verb        Complement    Modifier of place   Modifier of time
8. Harry    is washing       dishes            right now
    Subject   Vphrase  Complement   Modifier of time
9. She     opened    her book
    Subject  Verb  Complement
10. Paul, William and Mary were watching     television   a few minutes ago
                   Subject                  Vphrase    Complement    Modifier of time

Selasa, 04 Januari 2011

Etika Bisnis dalam Berdagang Islam

Etika Bisnis dalam Berdagang Islam


Salah satu profesi yang dianjurkan dalam Islam bahkan sering tersebut dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah adalah profesi petani dan pedagang. Karenanya banyak sekali sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berprofesi menjadi petani atau pedagang. Hanya saja, di dalam Islam setiap profesi yang dibenarkan untuk ditempuh tujuannya bukan semata-mata untuk menghasilkan uang atau meraih kekayaan. Akan tetapi yang jauh lebih penting daripada itu adalah untuk mendapatkan keberkahan dari hasil jerih payahnya. Dan keberkahan dari harta bukan dinilai dari kuantitasnya akan tetapi dinilai dari kualitas harta tersebut, darimana dia peroleh dan kemana dia belanjakan.

Bisnis dan perbagangan termasuk dalam kegiatan manusia yang terpenting, dan manusia adalah makhluk yang memerlukan teman dan kelompok. Bisnis dan perdagangan diperlukan karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup dengan sempurna, mampu menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya sendiri tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia saling memerlukan, bekerjasama dan saling tolong menolong. Islam mendorong ummatnya berusaha mencari rezeki supaya kehidupan mereka menjadi baik dan menyenangkan. Allah SWT menjadikan langit, bumi, laut dan apa saja untuk kepentingan dan manfaat manusia. Manusia hendaklah mencari rezeki yang halal.

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan. Dalam ayat itu Allah mengajarkan keseimbangan antara mencari rezeki untuk kehidupan dan beristirahat (leisure). Malam hari untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga dan siang hari bekerja mencurahkan tenaga, berbisnis berdagang untuk mencari rezeki. Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW memberikan dorongan kepada ummatnya untuk mencari rezeki dengan berusaha dan berdagang. Rasulullah sendiri adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau telah menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam, bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan kembali dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan dan amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW 

            Walaupun Islam mendorong ummatnya untuk berdagang, dan bahkan merupakan fardhu kifayah, bukan berarti dapat dilakukan sesuka dan sekehendak manusia, seperti lepas kendali. Adab dan etika bisnis dalam Islam harus dihormati dan dipatuhi jika para pedagang dan pebisnis ingin termasuk dalam golongan para nabi, syuhada dan shiddiqien. Keberhasilan masuk dalam kategori itu merupakan keberhasilan yang terbesar bagi seorang muslim.

Karenanya, dalam perdagangan dan jual beli, Islam menuntunkan beberapa etika di antaranya:
1.   Tidak boleh curang dalam jual beli.
2.   Tidak boleh menutupi cacat barang dagangan dari para pembeli.
3.  Menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kebaikan dan kekurangan barang yang dia     jual.
4.  Tidak boleh terlalu banyak bersumpah -walaupun sumpahnya benar- dengan tujuan melariskan dagangannya. Karena terlalu sering menyebut nama Allah pada jual beli atau pada hal-hal sepele menunjukkan kurangnya pengagungan dia kepada Allah.
5. Haramnya bersumpah dengan sumpah dusta, hanya untuk melariskan dagangannya.

Islam menawarkan etika bisnis yang berkeadilan dengan berlandaskan pada keteladanan Rasulullah Saw dalam berbisnis, baik pada waktu sebelum diangkat menjadi Rasul maupun setelah menjadi Rasul. Al-Quran memberikan nilai dasar dan prinsip-prinsip umum dalam melakukan bisnis. Mulai sekarang dan selanjutnya  Islam sangat tepat dijadikan rujukan dalam berbisnis, karena didalamnya menjunjung tinggi prinsip kejujuran, keadilan, kehalalan dan tanggungjawab yang betumpu pada nilai-nilai tauhid.

Sumber : http://al-atsariyyah.com/etika-dalam-berdagang.html
                http://www.muamalatbank.com/berita/ekoislam.asp

Rabu, 01 Desember 2010

Etika dalam Teknologi Informasi

Etika dalam Teknologi Informasi
Berbagai penemuan teknologi dalam sejarah perkembangan umat manusia telah mewarnai perjalanan kemajuan kehidupan, seperti penemuan mesin, mobil, telephone dan televisi. Dari semua penemuan teknologi tersebut, tidak ada satupun yang bisa menandingi penemuan teknologi komputer dan Internet dalam kecepatannya mendunia dan mempengaruhi bagaimana cara manusia melakukan kegiatan hidupnya. Manfaat besar yang bisa didapat dari kemajuan teknologi informasi, pada saat ini diwarnai dengan keraguan dan kekhawatiran banyak pihak akan penyalahgunaan kemajuan ini, yang dampaknya bisa sangat merugikan kehidupan manusia sendiri. Etika dalam bidang teknologi informasi sangat perlu dikaji terus menerus untuk mendapatkan bentuk yang baku yang bisa diterima komunitas manusia, yang akan membantu dunia dalam memanfaatkan teknologi informasi sebaik-baiknya untuk kemudahan dan kenyamanan umat manusia dan menghindari hal-hal yang merugikan.
Pendahuluan
Para pemimpin parpol menolak penggunaan Teknologi Informasi dalam penghitungan hasil pemungutan suara. Penggunaan Teknologi Informasi dinilai melanggar UU Pemilu dan rawan menimbulkan kecurangan, demikian berita yang dapat kita baca di berbagai media-media massa sehari sebelum pemilihan umum dilaksanakan. Pemakaian teknologi informasi untuk membantu kelancaran dan kecepatan penghitugan hasil pemilu 2004 sudah ditetapkan, dimana di setiap kecamatan sudah di sediakan perangkat komputer dan sarana telekomunikasi yang dapat dipergunakan untuk mengolah data hasil pemilu dan mengirimkan data secepatnya ke pusat untuk mempercepat penghitungan. Namun keraguan dan kecurigaan banyak pihak masih mewarnai penggunaan teknologi ini.
Manfaat untuk hal-hal yang positif, masih terus diwarnai dengan kecurigaan dan kekhawatiran dalam pemanfaatan berbagai teknologi, terutama teknologi informasi. Sangat sering kita dengar kecaman orang-orang tentang kasus-kasus penggunaan senjata pemusna massal, pemakaian senjata kimia dalam perang-perang, teknologi kloning manusia, penyebaran virus komputer. Hal-hal tersebut adalah contoh-contoh penggunaan teknologi yang dianggap tidak ethis. Selain itu, di beberapa perusahaan, kecurigaan terhadap penyalahgunaan penggunaan sarana teknologi Informasi untuk hal-hal yang merugikan perusahaan menimbulkan suasana yang kurang menyenangkan antara perusahaan dan para karyawannya.
Apakah batas-batas ethis yang bisa diterima? Apakah suatu pemanfaatan teknologi untuk memantau kegiatan karyawan di suatu perusahaan secara terus menerus dianggap ethis atau tidak, apakah pemeriksaan secara diam-diam ke file-file para pegawai di komputer dianggap melanggar etika? Banyak hal saat ini masih bersifat intuitif dalam menentukan suatu kegiatan melanggar etika atau tidak.


Sekilas Etika dalam bidang Teknologi Informasi
Etika yang dalam sejarah kehidupan manusia telah melewati masa perkembangan yang panjang, sejak awal lahirnya para pemikir yang dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral, berusaha memberi patokan-patokan dasar kepada manusia. Menurut Franz Magnis Suseno dalam bukunya Etika Jawa, Sebuah Analisa Filsafat tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, etika didefiniskan sebagai keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya. Jadi di mana mereka menemukan jawaban atas pertanyaan: bagaimana saya harus membawa diri, sikap-sikap, dan tindakan-tindakan mana yang harus saya kembangkan agar hidup saya sebagai manusia berhasil? .
Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat, dengan mudah melupakan etika-etika kepantasan yang harus dipenuhi agar manfaat yang didapat dari perkembangannya bisa membawa “keberhasilan” bagi manusia, bukan malahan kebalikannya, kehancuran dan “chaos”. Kecanggihan teknologi, terutama teknologi informasi mampu memberi “kuasa” lebih kepada yang menguasainya yang memungkinkannya untuk memberikan manfaat maksimal kepada sesamanya, atau kebalikannya memberinya kekuatan untuk memperalat dan menguasai orang lain.
Sebagai bagian dari usaha untuk memformulasikan hal-hal yang bersifat intuitif kurang jelas, menjadi sesuatu yang lebih spesifik yang membawa kebaikan bagi pemanfaatan teknologi informasi, beberapa organisasi profesi memiliki kode etik yang mengikat para anggotanya. Selain itu dalam perkembangannya, beberapa perusahaan untuk menjaga etika bisnisnya agar memiliki acuan yang jelas dan pasti untuk kelangsungan bisnisnya, dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan/pemilik modal(“stockholder theory”) dan kepentingan sosial (“social contract theory”) , guna memberikan batas-batas atau aturan yang jelas, membuat acuan dalam pemanfaatan sistem informasi perusahaan demikian disampaikan oleh James A Brian dalam bukunya “Management Information System, Managing Information Technology in the Business Enterprise”
Sebagai contoh, penulis akan menganalisis lebih dalam contoh kode etik, yaitu Kode Etik IEEE, suatu organisasi para profesional elektronika dan electrical dan Pedoman pemanfaatan fasilitas sistem informasi di sebuah perusahan di Indonesia.
Kode Etik IEEE
Sebagai satu organisasi profesi yang memiliki keanggotaan yang cukup banyak di seluruh penjuru dunia, IEEE memiliki kode etik yang harus ditaati , guna memberikan pedoman dan pegangan yang jelas oleh para anggotanya dan ditetapkan pada bulan Agustus 1990. Kode etik IEEE selengkapnya yang dicopy dari homepagenya http://www.ieee.org/portal/index.jsp dapat dilihat di bawah ini:

Kode Etik IEEE ini memberikan janji pegangan yang luhur bagi semua anggotanya untuk mempertanggung jawabkan secara pribadi ke organisasi bagi pemanfaatan teknologi secara baik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh masyarakat dunia dengan memegang etika yang tinggi dan secara profesional mensetujui 10(sepuluh syarat):
1. Bertanggung jawab atas keputusan teknikal yang dibuat secara konsisten untuk keselamatan publik, dan secara cepat menyampaikan jika ada faktor-faktor yang membahayakan lingkungan masyarakat. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: Membuat suatu program aplikasi yang merusak program orang lain (virus): Hal ini sangat merugikan baik kerugian waktu, uang, tenaga kerja orang lain dalam memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh virus § Membuat perangkat keras komputer dengan harga yang lebih murah tanpa perlindungan radiasi yang baik: Hal ini sangat membayakan kesehatan pemakai komputer yang memiliki uang terbatas.
2. Semaksimal mungkin menghindari konflik kepentingan dan memberitahukan secepatnya ke semua pihak yang berkepentingan jika ada konflik kepentingan yang mungkin terjadi. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang pegawai sistem administratur sistem komputer di bagian teknologi informasi, mengirimkan data perkiraan suatu harga proyek ke para penyedia jasa: Hal ini bisa dilakukan dengan gampang oleh seseorang yang bekerja di bagian teknologi informasi yang memiliki akses yang relatif lebih kuat dibanding pengguna awam, dimana berdasarkan sifat pekerjaannya sebagai seorang administratur suatu sistem, pegawai tersebut memiliki akses ke semua data pengguna, dan dengan kemampuannya tersebut bisa mengambil data, untuk diberikan ke pihak-pihak di luar perusahaan. § Seorang pegawai bagian network security yang menemukan suatu kelemahan sistem hubungan network satu perusahaan ke perusahaan lain, dimana data dari masing-masing perusahaan yang seharusnya merupakan rahasia masing-masing perusahaan bisa saling dilihat. Dengan melihat ‘lobang security’ ini, pegawai tersebut berkewajiban untuk melaporkan dan memberitahukan resikonya agar bisa dilakukan penyesuaian perlindungana data yang diperlukan.
3. Jujur dan relalistis berdasarkan data yang ada dalam membuat perkiraan atau mengajukan suatu tuntutan. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang profesional Teknologi Informasi yang membuat perkiraan harga suatu proyek networking dengan melebih-lebihkan nilai proyeknya, karena beranggapan tidak ada orang lain di perusahaan tersebut yang mengerti teknologi dan harga yang sewajarnya: Hal ini sangat tidak etis dengan memanfaatkan pengetahuannya untuk kepentingan pribadi. § Seorang programmer yang membuat perkiraan jadwal pembuatan suatu program dengan waktu yang dilebih-lebihkan agar bisa bekerja dengan leluasa dan mempergunakan waktu luangnya untuk keperluan lain. Dalam pembuatan perkiraan waktu pengerjaan suatu program, ketepatan perkiraan yang jujur berdasarkan pengalaman dan kemampuan harus silakukan sebagai seorang programmer yang profesional dan beretika.
4. Menolak suap dalam segala macam bentuknya. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang teknisi yang ditugaskan oleh perusahaannya untuk malakukan “factory acceptance” suatu perangkat yang dibeli, menerima uang suap agar bisa menerima suatu produk yang sebenarnya tidak memenuhi standard spesifikasi yang disyaratkan. § Seorang pimpinan suatu tim di perusahaan, yang menerima pemberian barang berharga dari anak buahnya, dan membiarkan anak buahnya melakukan bisnis pribadi di waktu kerjanya. Suatu bisnis di dalam bisnis adalah salah satu hal yang sangat sukar untuk dikenali dengan cepat dan gampang tanpa suatu pengawasan yang melekat dalam tim-tim kecil di salam suatu perusahaan yang besar.
5. Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan segala bentuk aplikasi dan kemungkinan akibatnya. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang programmer di suatu perusahaan yang enggan untuk mempelajari hal-hal baru, dan hanya tergantung pada satu bahasa pemrograman yang telah dikuasainya bertahun-tahun: Teknologi informasi berkembang sangat pesat, dan belajar hal-hal yang baru yang lebih effektif dan efisien untuk membuat solusi-solusi. Tanpa belajar hal-hal baru akan mengakibatkan pemborosan yang tidak perlu. § Seorang teknisi alat pengamat kualitas udara yang enggan meningkatkan kemampuannya untuk melakukan kalibrasi berkala peralatan yang menjadi tanggung jawabnya: untuk kondisi suatu daerah yang sering dilanda oleh asap pembakaran hutan, peralatan pengamat kualitas udara yang bisa memberidan data-data kebersihan udara secara rutin dan tepat sangat diperlukan untuk memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat. Jika teknisi yang bertugas yang seharusnya melakukan kalibrasi secara berkala untuk ketepatan pengukuran tidak melakukan dengan baik, hasil yang dilaporkan sangat dimungkinkan tidak tepat dan bisa memberikan informasi ke masyarakat yang menyesatkan.
6. Meningkatkan kemampuan dan mengaplikasikan teknologi berdasarkan pelatihan dan pengalaman. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang programmer di suatu komputer mainframe yang sama sekali belum memiliki pengalaman di programming berbasis PC, menerima tugas yang harus dikerjakan dalam waktu singkat untuk membuat suatu aplikasi yang berhubungan dengan keselamatan manusia di komputer berbasis PC. Hal ini akan sangat membahayakan bagi keselamatan manusia jika programmer ini terlalu berani mengambil resiko pekerjaan kritikal yang belum dikuasainya
7. Selalu mengharapkan saran dan menerima kritik yang membangun untuk semua hasil pekerjaan dan mengakui jika ada kesalahan, serta memberikan penghargaan sepatutnya untuk orang lain yang berkontribusi. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: § Seorang pimpinan tim yang marah dan memecat karyawannya, saat karyawan tersebut memberikan kritik untuk perbaikan pada hasil karya pimpinan tim tersebut. Seorang pimpinan yang tidak bersedia menerima kritik dari anak buahnya secara profesinal, adalah suatu sifat yang kurang beretika untuk kemajuan ilmu pengetahuan § Membajak hasil karya orang lain tanpa menyebutkan sumber atau nama penulis aslinya. Dalam karya ilmiah, penyebutan nama sumber adalah sesuatu yang harus dilakukan secara etika.
8. Menghargai keberagaman dengan memberikan penghargaan yang sama tanpa mempedulikan ras, agama, jenis kelamin dan kebangsaan. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: Seorang pimpinan suatu perusahaan komputer yang bersuku Jawa, yang hanya bersedia menerima pegawai yang bersuku Jawa juga tanpa mempedulikan kemamuan profesionalnya. Penghargaan terhadap keberagaman adalah salah satu etika yang harus dilaksanakan oleh seorang profesional. Dalam suatu perusahaan multinasional, seorang pimpinan yang memberikan penghargaan lebih ke sesorang atas pertimbangan kebangsaan bukan pada kemampuan profesionalisme.
9. Menghindari perbuatan tercela, mencacat hasil karya dan reputasi orang lain. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: Seorang programmer yang selalu mencela hasil karya rekan programmernya tanpa alasan. Sifat-sifat meremehkan orang lain, mencela hasil karya orang lain untuk menghancurkan reputasi profesional yang lain sangat tidak etis, karena merugikan perkembangan ilmu pengetahuan secara lebih luas. Seorang ahli yang memberikan komentar pedas ke pribadi ahli lain di forum umum; Penyerangan secara pribadi yang kasar ke seseorang adalah hal yang perlu dihindari dalam kehidupan umat yang berbudaya dan di dunia ilmu pengetahuan pada khususnya
10. Membantu teman sejawat dalam pengembangan profesionalisme untuk memenuhi kode etik ini. Contoh perbuatan yang melanggar kode etik ini: Seorang programmer senior yang tak mempedulikan seorang pegawai baru yang perlu belajar sistem yang dulu dibuatnya: Dalam suatu perusahaan, alih kemampuan dari senior ke junior adalah salah satu bagian yang perlu untuk kesinambungan proses dan pengembangan karir setiap pegawai. Kebiasaan tolong menolong dalam memperlajari hal-hal teknis sangat bermanfaat untuk kemajuan bersama Keengganan seorang ahli dalam menshare pengetahuan yang dimilikinya: Seorang profesinal sejati selalu memiliki keyakinan bahwa dengan memberi kita akan menerima, dengan membagi kita akan mendapatkan lebih. Sifat menutup diri, enggan berbagi adalah salah satu sifat tidak etis yang perlu dikikis habis.

Pedoman penggunaan Teknologi Informasi di PT X
PT X meyakini bahwa kekuatan dan kesinambungan perusahaan sebagai suatu organisasi sangat tergantung pada integritas dan tingkat tanggung jawab pegawainya dalam mengikuti etika yang berlaku. X telah memiliki kode etik yang membantu warganya untuk memahami prinsip-prinsip yang berhubungan dengan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus secara ketat melakukannya dalam bekerja.
Referensi yang dipergunakan dalam membuat etika bisnis X adalah Undang-Undang yang berlaku yang dituangkan dalam nilai-nilai X, yaitu selalu mengikuti hukum dan peraturan dengan standard etika yang tinggi. Sebagai salah satu perusahaan yang memerlukan teknologi tinggi untuk kegiatan operasionalnya, memiliki sejarah panjang dalam pemanfaaatn teknologi informasi. Dimulai dari tahun 1950 an , berangkat dari otomisasi bagian keuangan, kepegawaian, simulasi perminyakan dan teknologi telekomunikasi, terus berkembang sampai saat ini dengan berbagai ragam teknologi informasi canggih.
Keperluan pengaturan dengan pedoman yang jelas sangat menentukan keberhasilan operasional penggunaan sarana teknologi informasi. Seluruh pengguna sarana teknologi informasi diwajibkan untuk membaca dan memahami pedoman peraturan yang dibuat, kemudian menyerahkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh setiap pemakai yang menyatakan sudah membaca dan mengerti serta akan mentaati seluruh pedoman yang diberikan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peraturan perusahaan yang memberikan sangsi yang jelas bagi setiap pelanggar.

Mulai tahun 2002, selain surat pernyataan dari pengguna, seluruh pemilik userid yang memungkinkan untuk memasuki sistem komputer PT X, diwajibkan untuk mengikuti suatu kuiz Information Protection secara online yang mengharuskan pemakai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang hal-hal yang berhubungan dengan etika dan peraturan-peraturan serta pengetahuan-pengetahuan dasar tentang keamanan pemakaian sarana teknologi informasi.
Dengan adanya pedoman penggunaan yang benar terhadap fasilitas sistem informasi perusahaan, serta adanya kewajiban seluruh pengguna untuk menandatangani surat pernyataan, tidak akan ada alasan lagi bagi setiap pegawai untuk tidak mengerti aturan-aturan dan pedoman-pedoman yang merupakan rambu-rambu etika dalam pemanfaatan teknologi informasi sebaik-baiknya.
Pada pratek kenyataan sehari-hari, jika pelanggaran dilakukan oleh para pegawai, maka perusahaan selalu memberikan sangsi sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku secara adil.

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif :
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.


5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.

6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya. Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya. Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.

Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dan Internet sangat pesat dan berpotensi untuk membantu mempermudah umat manusia mengarungi kehidupannya untuk mencapai keberhasilan dalam bermasyarakat. Efek-efek negatif bisa dihindari dengan memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para profesional dan pengguna teknologi ini.
Manfaat maksimal atau efek negatif dari teknologi informasi sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan. Kesadaran setiap insan yang didasari etika yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pemanfaatan teknologi sebagai salah satu kunci.
Keseimbangan yang adil perlu selalu dijaga dan diusahakan antara kepentingan perusahaan/pemilik modal(“stockholder theory”) yang menjaga agar asetnya dipergunakan semaksimal mungkin untuk keperluan perusahaan, dan kepentingan sosial (“social contract theory”), yang memberikan makna dan guna sosial baik bagi pegawai maupun masyarakat sekitarnya, dengan memberikan batas-batas/ acuan yang jelas, berangkat dari keinginan untuk saling bersinergi dengan baik dan adil antara perusahaan dan pegawai untuk memenuhi keperluan perusaaan dan tanggung jawab sosialnya.

http://isha-ns.blogspot.com/2010/11/etika-dalam-teknologi-informasi.html

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( CSR)

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( CSR)

Perusahaan selama ini dianggap sebagai biang rusaknya lingkungan, pengeksploitasi sumber daya alam, hanya mementingkan keuntungan semata. Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat hanya untuk mendapat simpati. Program yang mereka lakukan hanya sebatas pemberian sumbangan, santunan dan pemberian sembako. Dengan konsep seperti ini, kondisi masyarakat tidak akan berubah dari kondisi semula, tetap miskin dan termarginalkan.
Tanggung jawab perusahaan memberikan konsep yang berbeda dimana perusahaan tersebut secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih. Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility) didasarkan pada semua hubungan, tidak hanya dengan masyarakat tetapi juga dengan pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.
Menurut Bank Dunia, Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keteribatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.
Citra perusahaan di mata masyarakat sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Teknologi informasi sekarang ini memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia. Jika satu perusahaan tidak menunjukkan komitmen sosial yang baik di suatu daerah, informasi ini akan cepat tersebar luas ke berbagai penjuru dunia. Akibatnya akan terbentuk citra yang negatif. Sebaliknya, jika perusahaan menunjukkan komitmen sosial yang tinggi terhadap kegiatan kemanusiaan, pelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, pendidikan, penanggulangan bencana alam, maka akan terbentuk citra positif yang positif.
Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah community development. Perusahaan yang mengedepankan konsep community development lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh trust (rasa percaya) dari masyarakat. Sense of belonging (rasa memiliki) perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat.
Dengan adanya citra positif ini, maka perusahaan akan lebih mudah memperoleh kepercayaan dari tiap-tiap komponen masyarakat. Perlu dilakukan beberapa langkah strategis guna mendapatkan citra yang positif ini, diantaranya komitmen antara pimpinan dan bawahan untuk mewujudkan setiap tanggung jawab sosial perusahaan dalam setiap kegiatan bisnisnya. PT. Newmont sebagai contohnya, untuk mengembalikan citra positif mereka akibat dugaan pencemaran di teluk buyat, PT. Newmont berkomitmen melanjutkan kegiatan reklamasi, pemantauan dan pengelolaan lingkungan terutama pengujian toksisitas terhadap larutan talling agar tidak melewati ambang batas dan tidak mencemari biota laut. Selain itu, PT Newmont telah menciptakan lapangan kerja, mengembangkan usaha masyarakat, pembangunan sarana jalan dan memberikan program pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Strategi lainnya adalah pihak perusahaan secara terbuka membangun kemitraan dengan berbagai kalangan dan organisasi termasuk LSM yang profesional secara terbuka. Pimpinan perusahaan juga harus mampu menyampaikan informasi secara terbuka dan transparan sesuai dengan kapasitas mitranya.
Selain itu, perlu dibentuk departemen tersendiri yang menjalankan tanggung jawab sosial mereka seperti sebuah perusahaan yang berbasis di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau yang membentuk departemen tersendiri yang disebut Program Pemberdayaan Masyarakat Riau (PPMR) yang dipimpin oleh pejabat setingkat direktur.
Menurut hasil riset PIRAC (2003), bidang yang paling banyak diprioritaskan oleh kalangan dunia usaha adalah pelayanan kesehatan (82%), keagamaan (61%) dan pendidikan (57%). Derajat kesehatan sangat menentukan tingkat produktivitas karyawan perusahaan maupun kemampuan masyarakat untuk meningkatkan pendidikan maupun pendapatan keluarga. Perusahaan di Indonesia harus mulai mengusung aktivitas tanggung jawab sosial mereka terutama bidang kesehatan, seperti revitalisasi posyandu, pendidikan keluarga sehat, pencegahan penyakit, program sanitasi dan program lainnya secara berkala dan berkesinambungan.
Bukan itu saja, prioritas di bidang kesehatan juga mencakup kesehatan dan keselamatan kerja. Hendaknya perusahaan memiliki komitmen untuk mencapai standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja terutama pada pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya, penyakit dan kecelakaan kerja. Kemudian menciptakan suatu kondisi yang mendekati “Zero Harm” bagi karyawan, mitra kerja, masyarakat di lingkungan kegiatannya, serta menjadi pemimpin dalam praktik pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam. Pemeriksaan kesehatan dan pemantauan lingkungan harus dilakukan secara berkala terhadap paparan dalam jangka panjang.
Dr. Tan Malaka, seorang spesialis di bidang okupasi kerja menyatakan bahwa dengan adanya pemeriksaan kesehatan dan pemantauan lingkungan, maka biaya yang dikeluarkan sebenarnya jauh lebih kecil daripada membayar biaya pengobatan seluruh karyawan dan ganti rugi perbaikan lingkungan. Dengan begitu, berarti perusahaan tidak membuang-buang uang. Selain produktivitas karyawan tetap terjaga, citra positif dimata masyarakat akan mulai dirasakan oleh perusahaan.
Inilah yang dilakukan oleh PT Newmont Nusa Tenggara yang pada tahun 2004 menerima Sertifikat Emas dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai wujud pengakuan terhadap prakarsa pencegahan kecelakaan dan kinerja keselamatan yang dicapainya pada tahun 2003.
Kita berharap, semoga tanggung jawab sosial perusahaan ini bukan hanya ingin mendapatkan kesan baik semata, tetapi lebih kepada suatu niat baik perusahaan sebagai salah satu bagian dari masyarakat.

http://klikharry.wordpress.com/2007/02/07/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-investasi-bukan-biaya/

Minggu, 07 November 2010

Perkembangan Etika Bisnis

Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah lluput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri.
Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada tahun 1970-an. Untuk memahaminya, menurut Richard De George, prtama-tama perlu membedakan antara ethics in business dan business ethics. Sejak ada bisnis, sejak itu pula dihubungkan dengan etika, sebagaimana etika selalu dikaitkan dengan wilayah-wilayah lain dalam kehidupan manusia seprti politik, keluarga, sksualitas dan lain-lain. Inilah etika dalam bisnis, tetapi belum memiliki identitas dan corak tersendiri. Sedangkan etika bisnis sebagai suatu bidang tersendiri masih berumur muda.
Untuk memahami etika bisnis De George membedakannya kepada lima periode: situasi dahulu:berabad-abad lamanya etika membicarakan tentang masalah ekonomi dan bisnis sbagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada masa ini masalah moral disekitar ekonomi dan bisnis disoroti dari sudut pandang teologi.
Masa peralihan tahun 1960-an, pada saat ini terjadi perkembangan baru yang dapat disebut sbagai prsiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis. Di amerika serikat dan dunia barat pada umumnya ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas penolakan terhadap establishment yang diperkuat oleh situasi demoralisasi baik dalam bidang polotik, sosial, lingkungan dan ekonomi. Pada saat ini juga timbul anti konsumerisme. Dengan situasi dan kondisi seperti ini, dunia pendidikan memberikan respon dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya adalah memberikan perhatian khusus kepada sosial issue dalam kuliah manajemen. Memasukan mata kuliah baru ke dalam kurikulum dengan nama busines and society and coorporate sosial responsibility, walaupun masih menggunakan pendekatan keilmuan yang beragam minus etika filosofis.
Masa lahirnya etika bisnis terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an. Pertama sejumlah filosof mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah sekitar bisnis dan etika bisnis sebagai suatu tanggapan atas krisis moral yang sedang melputi dunia bisnis di Amerika Serikat. Kedua terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
Masa eika bisnis melus ke Eropa, etika bisnis mulai merambah dan berkembang setelah sepuluh tahun kemudian. Hal ini pertama-tama ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula European Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional da nternasional.
Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992.
Di indonesia sendiri pada beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.

Perkembangan Etika Bisnis

Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah lluput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri.
Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amrika srikat pada tahun 1970-an. Untuk memahaminya, menurut Richard De George, prtama-tama perlu membedakan antara ethics in business dan business ethics. Sejak ada bisnis, sejak itu pula dihubungkan dengan etika, sebagaimana etika selalu dikaitkan dengan wilayah-wilayah lain dalam kehidupan manusia seprti politik, keluarga, sksualitas dan lain-lain. Inilah etika dalam bisnis, tetapi belum memiliki identitas dan corak tersendiri. Sedangkan etika bisnis sebagai suatu bidang tersendiri masih berumur muda.
Untuk memahami etika bisnis De George membedakannya kepada lima periode: situasi dahulu:berabad-abad lamanya etika membicarakan tentang masalah ekonomi dan bisnis sbagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada masa ini masalah moral disekitar ekonomi dan bisnis disoroti dari sudut pandang teologi.
Masa peralihan tahun 1960-an, pada saat ini terjadi perkembangan baru yang dapat disebut sbagai prsiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis. Di amerika serikat dan dunia barat pada umumnya ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas penolakan terhadap establishment yang diperkuat oleh situasi demoralisasi baik dalam bidang polotik, sosial, lingkungan dan ekonomi. Pada saat ini juga timbul anti konsumerisme. Dengan situasi dan kondisi seperti ini, dunia pendidikan memberikan respon dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya adalah memberikan perhatian khusus kepada sosial issue dalam kuliah manajemen. Memasukan mata kuliah baru ke dalam kurikulum dengan nama busines and society and coorporate sosial responsibility, walaupun masih menggunakan pendekatan keilmuan yang beragam minus etika filosofis.
Masa lahirnya etika bisnis terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an. Pertama sejumlah filosof mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah sekitar bisnis dan etika bisnis sebagai suatu tanggapan atas krisis moral yang sedang melputi dunia bisnis di Amerika Serikat. Kedua terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
Masa eika bisnis melus ke Eropa, etika bisnis mulai merambah dan berkembang setelah sepuluh tahun kemudian. Hal ini pertama-tama ditandai dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Eropa Barat yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada taun1987 didirkan pula European Ethics Nwork (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas, sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional da nternasional.
Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992.
Di indonesia sendiri pada beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.